Welcome to my Comic Blog

Terima kasih sudah mampir. Silahkan baca-baca dan jangan lupa kasih komentar dan masukannya.

Minggu, 12 Oktober 2008

Belajar Moral dari Komik (2)


Dilanjut lagi soal belajar moral dari komik. Komik lain yang sangat berkesan adalah "The White Lama" (sudah diterbitkan di Indo oleh KPG). Komiknya mengambil setting di Tibet dan bercerita tentang korupnya kehidupan di dalam kuil Budha. Ini mengingatkan saya pada kondisi negeri kita sendiri yang meski di luaran tampak seperti masyarakat yang agamis, tapi hipokritnya luar biasa. Korupnya sedemikian mengakar ke sistem sampai2 para pelakunya sering ngga sadar kalau sudah korupsi. (Wah jangan sampai kebablasan ngomong soal korupsi ah, bisa panjang). Nah, pokok ceritanya, adalah seorang Gabriel, orang tibet keturunan kulit putih yang sebenarnya memiliki hak untuk menjadi pemimpin kuil, namun karena rekayasa para sesepuh yang rela menghalalkan segala cara untuk menggenggam kekuasaan, maka Gabriel harus tersisih dan sebagai gantinya kuil dipimpin oleh seorang bocah idiot yang menurut pertanda adalah titisan sang dalai lama. Tentu ini akal-akalan para koruptor di kuil agar bisa memiliki "kaisar boneka" (meminjam istilah komik Trigan).
Wah saya ngga mau cerita detilnya - entar kepanjangan. Intinya adalah, pada bagian pamungkas cerita, ketika Gabriel menyerbu masuk, seorang diri, ke dalam kuil, ia harus berhadapan dengan puluhan biksu bermata gelap dan pedang terhunus. Teorinya, nggak mungkin Gabriel seorang mengalahkan semuanya. Tapi aneh, saksi mata melihat, setiap biksu yang mencoba menyabitkan pedangnya ke arah gabriel selalu terluka sendiri dan ambruk, dan itu terjadi pada setiap biksu jahat yang menyerang Gabriel.

Setelah kejadian itu berlalu, Gabriel menerangkan. Nah ini kata-katanya yang saya sangat suka. Katanya, "Setiap orang yang melakukan kejahatan pada orang lain, sebenarnya dia sedang melakukannya pada diri sendiri". Byaak! Kata-katanya seperti lampu yang tiba-tiba menyala (buat saya lho, entah buat anda). Karma! Itu yang sedang dimaksudkannya, tapi dia mengatakannya dengan begitu tepat (karena Gabriel juga sekaligus menerangkan makna kata-kata dalam konteks yang sangat literal).

Saya sangat menyukai kata-kata itu, dan efeknya masih sangat kuat hingga saat ini. Setiap saat saya harus melakukan sesuatu, saya berpikir dua kali agar jangan sampai hal yang akan saya lakukan merugikan orang lain, karena akhirnya akan merugikan saya sendiri (aah, anda kan pasti begitu juga ya, apa hebatnya saya kalo gitu coba). Tapi ada sedikit pandangan yang berbeda setelah saya baca komik itu, kalo saya biasanya sebel dan benci melihat orang yang neko-neko atau jahat, saya jadi sering berpikir kasihan pada para pelaku kejahatan itu. Kasihan ya mereka, mereka ngga ngerti kalo mereka sedang menyusun kejahatan untuk diri mereka sendiri. One way or another, gimanapun juga, karma itu akan datang, jadi, waspadalah! waspadalah!

Nah, segitu besarkan kekuatan moral cerita dari sebuah komik? Well, komik itu hanya sebuah kemasan, sama seperti novel, film, puisi atau apapun. Di dalamnya bisa terkandung makna, bahkan dari jenis yang paling dasyat sekalipun....

Tidak ada komentar: